Lion incar terminal di Halim Perdanakusuma - JAKARTA: PT Lion Mentari Airlines, operator Lion Air dan Wings Air, menyiapkan dana hingga US$200 juta untuk pengembangan terminal penumpang berkapasitas 5 juta orang per tahun di Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta.
Rusdi Kirana, Presiden Direktur PT Lion Mentari Airlines, mengatakan terminal penumpang itu disiapkan sebagai basis dari Wings Air.
Dia menuturkan pertumbuhan jumlah armada yang cukup ekspansif dari Lion Air dan Wings Air membutuhkan infrastruktur bandara yang memadai, karena itu pihaknya memutuskan untuk mengembangkan terminal sendiri di salah satu pelabuhan udara.
Rusdi menuturkan kapasitas Bandara Soekarno—Hatta sudah tidak bisa mengakomodir pertumbuhan jumlah armada dari Lion Air dan Wings Air.
“Kalau semua maskapai hanya di Bandara Soekarno—Hatta, tidak akan bisa. Akan sangat penuh sekali di sana. Karena itu kami mengembangkan terminal di Bandara Halim Perdanakusuma,” ujarnya kemarin.
Saat ini, Lion Air dan Wings Air mengoperasikan armada pesawat sebanyak 78 unit, dan pada tahun depan mencapai 102 unit.
Lion Air sendiri telah menandatangani pembelian 178 unit pesawat Boeing 737-900 Extended Range pada 2007, dengan masa pengiriman hingga 2016, langsung dari Pabrikan Boeing, Seattle (AS).
Sementara itu, Wings Air memesan sedikitnya 20 unit ATR 72-500, dimana 15 unit sudah dioperasikan.
Direktur Umum PT Lion Mentari Airlines Edward Sirait mengatakan pihaknya telah mendapatkan komitmen pendanaan untuk pengadaan pesawat-pesawat tersebut.
“Ada tiga bank yang siap meminjamkan dana, yaitu US Exim, BNP Paribas, dan DFB Jerman. Bank itu yang akan melakukan pembayaran ke Boeing, dan kami membayar ke bank. Jumlah pinjaman akan selalu dibahas,” paparnya.
Hingga saat ini, kata Edward, jumlah dana yang telah dikucurkan oleh 3 bank itu mencapai US$11,4 miliar.
Otoritas bandara
Direktur Kebandaraudaraan Ditjen Perhubungan Udara Kemenhub Bambang Tjahjono mengatakan Lion Air sudah mengantongi izin dari Kementerian Pertahanan dan Kementarian Keuangan untuk beroperasi di Bandara Halim Perdanakusumah.
“Jadi tidak ada masalah dari sisi regulasi, karena Lion sudah ada izin dari dua instansi itu,” paparnya kemarin.
Dia menuturkan yang memang masih menghambat operasional adalah karena gedung dari terminal itu milik AP II.
“Kalau masalah itu diserahkan antara Lion dan AP II, karena itu urusan sudah menyangkut business to business,” jelasnya.
Rusdi mengatakan pihaknya saat ini masih mempersiapkan pengembangan terminal di Bandara Halimperdakusuma. Katanya, masih ada masalah dalam rencana pengembangan terminal penumpang tersebut.
“Untuk pengembangan terminal di Bandara Halim Perdanakusuma, kami sudah menyerahkan uang sewa bangunan untuk masa 4 tahun ke Inkopau [Induk Koperasi Angkatan Udara], tetapi masih ada masalah dengan PT Angkasa Pura II karena mereka menganggap gedung itu masih milik mereka,” jelas Rusdi di sela-sela acara wisuda siswa Lion Training Center dan Wings Flying School kemerin.
Dia menuturkan sengketa itu kini sedang di proses di Pengadilan Negeri Jakarta Timur, dan bila dinyatakan bahwa Lion cukup berhubungan dengan Inkopau, maskapai berlogo Kepala Singa itu langsung melakukan pengembangan terminal.
“Diperkirakan investasi mencapai US$200 juta untuk pembangunan terminal seluas 24 hektare itu. Pembangunan dilakukan selama 1 tahun. Operasional di sana disiapkan untuk Wings Air, tapi tidak menutup kemungkinan juga untuk penerbangan internasional,” katanya.
Menurutnya, pola pemanfaatan terminal penumpang di Bandara Halim Perdanakusuma yang selama ini dibahas akan berupa pembangunan-operasional-transfer atau BOT (build-operational-transfer).
Rusdi juga mengatakan pada tahun depan pihaknya mulai ekspansi di rute internasional dengan mengoperasikan rute ke Australia, yaitu Denpasar—Sydney dan Denpasar—Melbourne.(sut)
Sumber Berita :
http://www.bisnis.com/infrastruktur/transportasi/12130-lion-incar-terminal-di-halim-perdanakusuma